Belajar menjadi istri yang terbaik untuk suami
Banyak yang mau menikah tapi belum punya persiapan apa-apa. Merasa ga butuh. Merasa mampu menjalani pernikahan tanpa ilmu. Beneran?!
Bagaimana kalau kamu menikah dan kamu ga tau karakter seorang laki-laki bahwa ia memiliki kosa kata yang lebih sedikit dari perempuan. Dan kau akan merasa suamimu pendiam. Ga asyik diajak ngobrol. Suamimu lebih asyik main gadget. Dll. Dan kamu ngambek. Diam-diam kamu menggerutu di dalam hati. Berhari-hari bahkan bertahun-tahun kamu menyimpan uneg-uneg itu.
Tentu saja ini akan merusak mental dan keharmonisan rumah tangga jika tidak dibicarakan. Padahal jika kita tahu ilmunya, kita akan mampu memahami sikap suami yg seperti itu. Bahwa laki-laki memang cenderung sedikit bicara. Sebab Allah sudah mendesain otaknya demikian.
Kosa katanya mungkin sudah habis di tempat kerja. Hingga di rumah ia tidak banyak bicara. Tugas kita ya temani aja. Hadir di sampingnya. Menenangkan hatinya. Selesai. Dan semua itu sudah aku bahas di buku Menjadi Khadijah Untukmu.
Belajar tentang problematika rumah tangga untuk meminimalisir perceraian
Kalau menikah itu mudah, ga akan ada perceraian di mana-mana. Kalau menjadi istri itu gampang, ga akan ada istri yang stres, Baby blues, bunuh diri, dan sebagainya.
Setiap peran memiliki cobaannya masing-masing. Setiap fase memiliki ujiannya sendiri-sendiri.
Untuk itulah kita perlu menambah kapasitas diri dengan ilmu sebelum memasuki fase ujian yang lebih berat di depan sana.
Sebelum memasuki gerbang pernikahan, kita perlu tahu ujian-ujian seperti apa yang akan kita hadapi setelah menikah. Agar kita punya
tameng yang kuat sehingga tidak mudah menyerah jika berhadapan dengan ujian-ujian yang berat tersebut.
Mengapa ini penting? Agar mentalmu sudah kuat sejak awal hingga tidak ada lagi perkataan,
"kok nikah gini-gini banget sih?"
Semuanya sudah aku bahas di buku, “Karena Menikah Bisa Jadi Tak Seindah Yang Dibayangkan”.
So, sudah siap belajar lagi?
