_______________________________________________
Di sini, kita tidak mencari arti dari setiap kata,
tapi membiarkan kata yang menemukan kita.
Kadang, satu kalimat saja sudah cukup
untuk membuat jiwa mengingat siapa dirinya.
____________________________________________
tapi dirimu sendiri yang perlu diperhatikan.
Hidup bukan tentang sampai tujuan, tapi tentang menyadari bahwa apapun yang kita punya saat ini adalah wujud kasih dari kehidupan.
-Jiwa yang Telah Pulang-
atau seberapa tinggi kita melompat.
Yang paling penting: apakah kita sudah mengisi setiap langkah kita dengan makna yang layak diingat?
Karena pada akhirnya yang dikenang bukanlah jumlah hari,
tetapi jejak apa yang sudah kita tinggalkan di dalamnya.
-Jiwa yang Telah Pulang-
dan tidak semua rasa harus dipahami.
Kadang yang kita butuhkan hanyalah diam dan mendengar,
karena di antara sunyi, hidup sering berbisik lembut tentang sesuatu yang belum kita pahami.
-Jiwa yang Telah Pulang-
Aku pernah berlari terlalu jauh,
mengejar hal-hal yang ternyata tak pernah benar-benar hilang, hanya tertutup oleh gelapnya pikiranku sendiri.
Sampai suatu hari, aku belajar diam,
dan dari diam itu aku sadar…
ternyata yang kubutuhkan selama ini,
hanyalah diriku yang tenang.
-Jiwa yang Telah Pulang-
Kadang hidup membuat segalanya terurai,
bukan untuk menghancurkan, tapi agar kau melihat yang tak pernah runtuh.
Sebab jauh di dalam dirimu,
ada sesuatu yang tetap utuh, diam, tak tersentuh oleh waktu.
Ia adalah ruang hening tempat kesadaran bernafas,
mengingat perlahan, bahwa keutuhanmu tak pernah hilang.
Di sanalah kedamaian sejati menanti,
menunggu sampai kau berhenti mencari di luar,
dan akhirnya pulang.
-Jiwa yang Telah Pulang-