Orang Malas Cenderung Lebih Mungkin Meraih Kusuksesan. Kok Bisa?

Senin, 30 Januari 2023 | TSP Editorial Team

Sumber media: Foto/Lifehack

Kemalasan adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang, entah banyak atau sedikit. Kita seringkali menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk. Namun, bagaimana kalau ternyata kemalasan tidak seburuk itu? Bagaimana kalau ternyata kemalasan membantu kamu menjadi lebih sukses? Kami yakin kebanyakan dari kamu akan senang mendengar kabar ini.

 

Kenyataannya, banyak orang malas meraih kesuksesan yang luar biasa. Sejarah menjadi saksinya. Tokoh-tokoh seperti Albert Einstein, Newton, Picasso, dan Mendeleev dikabarkan sebagai orang yang sangat malas. Terlepas dari kemalasannya, mereka berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa dan menjadi terkenal karenanya. Ini membuktikan bahwa orang malas bisa meraih kesuksesan. Dan kemalasan bisa menjadi keuntungan. Berikut adalah tujuh alasan kenapa orang malas cenderung lebih mungkin meraih kesuksesan.

Mereka Cenderung Lebih Inventif

Orang malas biasanya sangat kreatif dalam hal mengatur pekerjaan mereka. Mereka enggan membuang-buang waktu mereka untuk hal-hal tidak berguna dan cenderung lebih fokus. Seorang karyawan yang malas akan selalu menemukan cara untuk mengotomasi dan mengoptimalisasi semua pekerjaan repetitif dalam pekerjaan mereka. Karena tidak ada pekerjaan yang lebih menyebalkan bagi orang malas selain pekerjaan yang membosankan.

Mereka Cenderung Berjiwa Kewirausahaan

Orang malas cenderung lebih berani untuk berusaha. Mereka memiliki banyak ide dan proyek karena kepala mereka tidak dipenuhi oleh pemikiran dan tanggung jawab yang berlebihan. Mereka berpikir dalam kategori yang berbeda. Penting bagi mereka untuk menjadikan pekerjaan setidak membosankan mungkin dan jaminan bahwa pekerjaan mereka akan membuahkan hasil.

 

Mereka Tahu Kapan Harus Beristirahat

Salah satu hal terpenting adalah mengetahui kapan waktunya untuk beristirahat, karena semakin banyak kamu menghabiskan energimu, semakin sedikit sisa yang bisa kamu gunakan untuk mewujudkan rencana besar kamu. Orang yang seringkali memaksakan diri mereka untuk terus bekerja cenderung lebih cepat menua; dan ingatan mereka lebih cepat menghilang.

 

Mereka Cenderung Lebih Santai

Orang malas tidak akan mengerjakan segala sesuatu secara terburu-buru dan tidak melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya secara terus-menerus. Mereka cenderung lebih santai dan mengerjakan tugas satu per satu. Sementara orang lain panik, perhatian mereka terdistraksi dan tidak fokus. Orang malas, di sisi lain, cenderung lebih santai dan bekerja dengan lebih tenang.

 

Mereka Mengetahui Tujuan Mereka

Orang malas tahu bagaimana cara memprioritaskan dan memfokuskan tujuan mereka, bukan berdasarkan apa yang dikatakan orang lain. Mereka sesederhana terlalu malas untuk memerhatikan prioritas orang lain, dan karena itu lebih fokus pada prioritas mereka sendiri. Dengan mengetahui apa yang menjadi prioritas mereka, mereka jadi memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai.

 

Mereka Tidak Punya Pilihan Selain Menjadi Pintar

Diperlukan orang yang sangat pintar untuk menjadi malas dalam pekerjaan. Kamu harus menemukan berbagai cara untuk bisa bermalas-malasan dan masih menyelesaikan semua pekerjaan kamu secara tepat waktu. Karyawan biasanya antara pintar atau bodoh, dan malas atau rajin. Kalau kamu pintar dan malas, kamu mungkin adalah karyawan paling efisien dalam perusahaan.

 

Akses ringkasan 38 Cara Menjadi Kaya Tanpa Keberuntungan oleh Naval Ravikant, beserta 150+ ringkasan buku pengembangan diri terbaik lainnya di TSP Academy

Mereka Memanfaatkan Teknologi untuk Bermalas-malasan

Dewasa ini, terdapat banyak sekali program, aplikasi dan gadget yang memungkinkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Orang malas tahu cara memanfaatkan semua hal tersebut dan memanfaatkannya. Misalnya, apabila mereka mengerjakan sebuah dokumen, mereka tidak akan menulisnya, kemudian mengirimkannya kepada pengacara, editor, manajer dan orang lain untuk memeriksanya—karena itu akan sangat memakan waktu.

 

Daripada begitu, mereka akan membuat sebuah Google Doc, kemudian memberikan akses kepada semua orang yang bersangkutan supaya mereka bisa menyetujui dan membuat koreksi kapan saja. Ini akan mempermudah seluruh proses pengerjaan dokumen tersebut, menghemat banyak waktu dan memungkinkan mereka untuk bermalas-malasan untuk waktu yang lebih lama.

 

Profesor asal Amerika Serikat, Arnold Ludwig sempat menganalisa lebih dari 1000 orang yang meraih kesuksesan terbesar dalam hidup mereka. Ia menarik kesimpulan bahwa selain dari kepemilikan bakat, kamu juga perlu tahu bagaimana cara untuk bengong untuk meraih kesuksesan. Tentu saja, ini akan terdengar seperti sebuah paradoks dalam abad dan gaya hidup saat ini. Bagaimanapun, Albert Einstein pernah mengatakan bahwa kebosanan adalah salah satu alat terbaik untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas.

 

Penelitian dari Thomas Corley menemukan bahwa sekitar 88% orang sukses membaca buku pengembangan diri selama 30 menit atau lebih setiap harinya. Dan kami tahu, belum semua orang terbiasa membaca buku yang beratus-ratus halaman, berkosakata rumit, dan dalam Bahasa Inggris pula. Karena itu, kami menghadirkan 150+ ringkasan buku pengembangan diri terbaik di dunia yang bisa kamu habiskan dalam waktu kurang dari 15 menit saja setiap bukunya.

 

Malas membaca? Tenang! Kamu juga bisa mendengarkan versi audio sambil beraktivitas seperti biasa. Dengan begitu, kamu akan bisa menjadi lebih sukses dalam karier/bisnis, keuangan, dan kehidupan tanpa harus menyisihkan waktu khusus untuk membaca buku. Klik disini untuk mendapatkan akses dan diskon spesial buat kamu yang take action sekarang.

Nama Lengkap
Alamat Email

Copyright © 2022 The Seven Percent.

All rights reserved.

"Hadiah terbaik yang dapat Anda berikan kepada diri Anda adalah dengan berinvestasi pada diri Anda sendiri."

Pooja Agnihotri